Posted by : Unknown Kamis, 20 Maret 2014

 
 MY LOVE STORY

                Senin. Pagi yang cerah, sinar mentari menyinari jalanan Ibu Kota Jakarta. Manusia-manusia mulai melakukan aktivitasnya kembali. Kendaraan, mulai dari mobil mewah, busway, motor, bajai hingga becak mulai memadati Jakarta.Maklum, Jakarta tidak pernah sepi dari kendaraan, karena itulah Jakarta selalu macet. Apalagi jika hari raya, manusia hilir-mudik, ke sana- kemari, tak ada jalanan yang sepi dari kendaraan. Kecuali, ya. . . jalan cintaku ini yang selalu sepi tak ada pengunjung. Hehe…
                Namaku Ririn, lengkapnya Ririn Aryani. Aku siswa kelas IX SMP Nusa Bakti, Jakarta. Menurut teman-temanku, aku itu orangnya lucu, tomboy, dan kepedean. Tapi, aku juga termasuk orang yang pintar lho di kelasku. Aku selalu menjadi juara di kelasku. Sombong sedikit gak apa-apa ya ? Hehe… Selain itu, aku mempunyai hobi yang sedikit aneh dibandingkan dengan wanita pada umumnya. Tidak tahu menurun dari siapa hobbiku ini, karena orang tuaku tak ada yang mempunyai hobi seperti ini. Hobiku adalah Kick Boxing.  Jangan takut! Aku tidak akn meninju kalian, kalau kalian baik padaku. Kecuali, kalau kalian macam-macam padaku, pasti akan ku jadikan kalian tempe bacem, makanan kesukaanku. Hehe…
                Percaya, gak ? Aku ini belum pernah punya pacar, lho ! Ada yang mau daftar ? Mungkin, laki-laki pada takut kali, ya sama perempuan yang mempunyai hobi Kick Boxing. Padahal, aku ini cantik, manis lagi. Hehe (Ge-Er). Mungkin juga, karena aku ini tipe cewek pemilih. Aku memepunyai tipe tersendiri untuk laki-laki pilihanku. Dia harus bisa melindungiku, pintar, baik, seperti pangeranku, Rangga. Tetapi, ada satu teman laki-lakiku yang suka sama aku, dari waktu kelas VII. But, aku tak menghiraukannya. Dia selalu berjuang untuk mendapatkan cintaku. Roni namanya.
                “ Halo, My Sweety Ririn? “ Sambut Roni.
                “ Apaan sih lho! My Sweety-my sweety. Emangnya, elo siapa gue? “ Ucapku , kesal.
                “ Aku kan capar kamu. “ Jawab Roni singkat.
                “ Hah… Capar ? Apaan tuh ? “ Tanyaku, mengerutkan kening.
                “ Capar itu… Calon pacar, My Sweety… “ Jawab Roni, senyum.
                “ Calon pacar ? Gue, calon pacar elo gitu ? Ihh… Ogah banget, deh ! “Tegasku, kesal.
                Segera aku meninggalkan “Si Lebay” ,panggilanku pada Roni, yang setiap hari selalu memanggilku dengan kata “My Sweety”.
                “ Kalau Rangga yang memanggilku My Sweety sih, gak apa-apa. But, kalau si lebay.  Ihh, gak banget. “ Ucapku, sambil terus berjalan.
                Saat aku berjalan menuju kelas, tak sengaja aku bertabrakan dengan. . . Siapa hayo ? Yah, pangeranku, my first love. Wajah tampannya, senyum manisnya, membuat jantungku berdegup kencang. Bak tinjuanku pada samsak yang tak henti-hentinya. Peristiwa tadi pun berlalu, segera aku memasuki ruangan kelas. Hatiku berbunga-bunga, wajahku berseri-seri. Teman-temanku aneh melihat tingkahku, yang tak biasa begini. Segera aku duduk dibangku. Anita, teman sebangku aku pun keheranan melihat tingkahku yang tak biasa.
                “ Hei, Rin ! Kenapa, elo ? Gak biasanya, elo gak nyambut kita dengan kata Hai Guys... “ Tanya Anita.
Bayangan Rangga tadi, membuatku asik melamun sendiri, hingga aku tak menggubris pertanyaan Anita.
                “ Heh ! Ngelamun aje lho ! “ Ujar Anita, sambil menepuk punggungku, dan buyarlah lamunanku tentang Rangga.
                “ Ehh… Iya, apa Nit ? “ Ucapku, kaget.
                “ Emmhhh… Ngelamun aje ! Emang ngelamunin siapa sih ? Apa jangan-jangan, elo ngelamunin Roni, ya ? “ Goda Anita.
                “ Ihh, apa sih ! Si lebay gue lamunin ? Sorry ya, bukan. “ Ucapku, manyun.
                “ Jangan manyun gitu dong ! Kalo elo manyun, tambah jelek tau. “ Ledek Anita.
                “ Enak aja ! Muka cantik, manis gini dibilang jelek. “ Mengerlingkan mata. “ Makanya, pake kacamata dong ! Hahaha… “ Ledekku kembali.
                “ Huh elu ! Eh, emangnya elo ngelamunin siapa saih ? Ampe senyam-senyum sendiri kaya orang miring. “ Tanya Anita, sambil tertawa.
                Belum sempat aku menjawab pertanyaan Anita. Bu Asti, guru mata pelajaran matematika masuk kelas. Suasana gaduh, seketika menjadi hening. Make-up yang tebal plus ekspresi antagonis yang ditunjukkan Bu Asti, berhasil membuat anak-anak SMP Nusa Bakti takut pada sosok Bu Guru matematika itu, termasuk aku. Dengan suasana kelas yang hening, tak terasa pelajaran matematika pun usai. Bu Asti pun meninggalkan kelas. Seketika itu juga, suasana kelas pun menjadi gaduh kembali.
                “ Rin, sebenarnya siapa sih yang elo lamunin tadi ? “ Tanya Anita.
                “ Dari tadi itu mulu yang ditanyain, dasar Miss Kepo. “ Jawabku singkat.
                “ Siapa dong Rin ? Kasih tau dong ! Bisa-bisa gue mati penasaran, nih! “ Ujar Anita, memelas.
                “ Sungguh mati Nita jadi penasaran, sampai mati pun akan Nita perjuangkan. “ Ledekku, sambil berjoged.
Bibir mungil Anita mulai maju alias manyun. Sepertinya ia kesal padaku, karena tak menjawab pertanyaannya.
                “ Iya, Nit! Jangan manyun gitu dong! “ Bujukku.
                “ Abisnya, elo dari tadi gue Tanya gak ngejawab mulu. Malah ngeledek gue lagi! “ Ucap Anita, ketus dan masih manyun.
                “ Ya udah maf deh. Tadi itu, gue ngelamunin My Prince. “ Jawabku, senyam-senyum membayangkan peristiwa tadi.
                “ Oh… Rangga. “ Ucap Anita singkat.
Dengan penuh semangat, aku menceritakan kejadian saat aku bertabrakan dengan Rangga. Senyumnya, matanya, semua aku ceritakan pada Anita. Tetapi, ekspresi wajah Anita seperti orang yang kecewa, tak seperti aku yang bahagia sekali.
                “ Nit, kenapa elo gak seneng gitu ? Padahalkan sahabat elo ini lagi bahagia. “ Tanyaku.
                “ Rin, bukannya gue gak seneng. Tapi, gue kasian aja sama Roni. Tiap hari dia ngejar-ngejar elo. Eh, tapi elonya malah suka sama Rangga. “ Jelas Anita.
                “ Kebiasaan deh, elo selalu ngebelain si lebay. “ Ucapku.
                “ Gimana coba, kalo ternyata Rangga udah punya pacar ? “ Tanya Anita, menakutiku.
                “ Gak mungkinlah Rangga udah punya pacar. Karena, kayanya dia juga suka ama gue. “ Jawabku, pede.
                “ Ohh, masa ? “ Ledek Anita.
                “ Ya iyalah, masa ya iya dong. Duren aja dibelah masa dibedong. “ Jawabku, cekikikan.
Tak seperti biasanya, Anita yang selalu spontan tertawa, tetapi kali ini malah cemberut.
                “ Eh, Nit! Napa elo malah ccembberut? “ Tanyaku, heran.
                “ Rin, kasian tau duren dibelah, apalagi duren sawit. “ Jawab Anita, singkat.
                “ Hah… Duren sawit ? Apaan tuh ? “ Tanyaku.
                 “ Duda Keren Sarang Duit. “ Jawab Anita.
Serentak kami berdua pun tertawa.
                                                                                ***
                Bintang malam katakan padanya                                                                               Aku ingin melukis sinarmu dihatinya                                                                             Embun pagi katakana padanya                                                                                    Biar ku dekap erat waktu dingin                                                                               Membelenggunya
Tau gak sya’ir lagu ini ? Ya, ini adalah lagu Kerispatih yang berjudul “ Lagu Rindu “. Ini adalah lagu favoritku. Bila malam tiba, bayangan Rangga selalu hadir dalam ingatanku, dan lagu inilah yang selalu dan pasti ku nyanyikan, sambil menerawang langit malam.
Aneh! Kali ini bukan bayangan Rangga yang muncul dalam ingatanku, tetapi malah bayangan Si Lebay Roni. Tak ku sadari, bibirku merekah senyam-senyum sendiri. Teringat akan semua Roni yang tak henti-hentinya mengejarku dan kata-kata rayuannyayang lebay. Aplagi, saat teringat kejadian yang satu ini. Pernah suatu hari, saat aku mau masuk kelas, karena lantainnya licin baru dipel, kakiku teerpeleset dan “ Huppp…” Saat tubuhku akan terjatuh, tepat sosok Roni menangkap dan menahan tubuhku. Seketika itu juga, sepasang mata kami beradu. Teman-temanku yang melihat kejadian itu berdehem meledek kami. Sontak, Roni pun kaget dan terlepaslah rangkulan tangannya. “ Braak…” Tubuhku terbaring ke bawah alias jatuh. Reflek, aku pun meringik kesakitandan membentak Roni. Membayangkan kejadian itu, membuat aku sendiri tertawa geli.
                “ Kalo dilihat-lihat, Roni itu manis juga. Hidungnya mancungnya, alis tebalnya, bibir mungilnya, postur tubuhnya juga gak kalah jangkung dari Roni. Emmhh… Ya Allah, kenapa aku jadi mikirin Roni, sih ?! “ Desisku.
                                                                ***
Kring…kring… Jam bekerku berdering.
Akupun terbangun, lalu mandi dan sholat shubuh. Pagi ini , awan mendung , ku lihat langit Nampak hitam dan “ clik  “ , air gerimis membasahi wajah manisku. Untunglah aku membawa payung untuk melindungiku dari air gerimis. Sampai di sekolah , seperti biasa Roni menyambutku dengan kata “ My Sweety Ririn “, tetapi kali ini aku tak menggubrisnya. Kalau setiap hari aku gubris dan marah- marah, bisa-bisa tensi darah ku naik alias darting. Padahalkan aku masih muda, kalau muda nya saja sudah darah tinggi, gimana tuanya?
                “ Hai guys…? “ sapaku
Tetapi ,tak ada yang menjawab sapaanku , termasuk Anita. Ada apa ini? Semua orang berkerumun membicarakan Rangga. Kulihat sosok Anita di bangku kami. Wajahnya begitu sedih, segera aku pun mendekatinya .
                “Nit ! kenpa elo sedih gitu ?” Tanya ku , heran.
                “Rin, ada kabar buruk. “ jawab Anita
                “Kabar buruk? Emang kabar buruk apa Nit ?” Tanyaku penasaran.
Anita menceritakan semuanya kepada ku.
                “Apa ? Rangga udah punya pacar ?” Tanyaku kaget. Air mataku meniti satu persatu .Setelah sekian lama aku menyukainya , mengharapkan nya untuk bisa menjadi kekasihnya. Tapi kali ini, pupus sudah harapanku. Yang semakin membuatku terpukul adalah… Tasya sepupukulah yang menjadi pacar Rangga. Mungkin, ini juga karena ku, dulu Rangga pernah minta no. hp Tasya padaku. Tak kuat ku menahan dan membayangkan itu semua aku pun langsung pergi ke toilet , di buntuti Anita.
                Deraian air  mata membasahi pipiku. Setelah agak lama aku menumpahkan kesedihan ku di toilet, dengan wajah sembab aku pun keluar. Terlihat wajah cemas sahabat sejati ku. Tubuh ku terasa lemas , semakin lemas ,dan hilanglah kesadaran ku. Aku pingsan. “Braak “ Anita tak kuasa menahan tubuhku.
                Pening di kepalaku masih terasa, dengan terpaksa ku buka pelupuk mata  ku. Anita berdiri di samping ku. Wajah cemas nya begitu terlihat.
                “Nit, aku dimana? “ Tanyaku , dengan nada pelan.
                “Kamu sekarang ada di UKS Rin. “ jawab Anita lembut.
                Luka ini, masih terasa dan semakin terasa, seperti ada tusuk kan tombak tajam pada hati ku. Tetapi setelah agak lama, luka ini seakan terobati saat bayangan Roni muncul dalam fikiranku. Tidak tahu kenapa, akhir-akhir ini, bayangan Roni selalu hadir dalam otakku. Sejenak membayangkan si lebay Roni, membuat tubuh ku lebih kuat dari sebelum nya.
                “Nit, aku ingin ke kelas. “pintaku
                “Emang nya kamu udah baikkan Rin ?” Tanya Anita. Aku hanya menganggukan kepala tanda yakin. Anita segera merangkul tubuhku. Saat akan menuju kelas, kami berdua bertemu dengan si lebay Roni.
                “My sweety Ririn , gimana udah baikkan? “ Tanya Roni.
Aku tak menggubris nya, begitu juga dengan Anita. Kami geluyur meninggalkan Roni. Tetapi, dasar si lebay, emang gak ada nyerah nya. Dia berlari mengejar kami berdua. Roni tak henti-hentinya bicara, hingga membuat kepala ku pusing. Pada satu pembicaraan tentang Rangga langkah ku terhenti. Roni bicara seakan-akan memanasi ku. Panas…panas sekali, hati ku terbakar api cinta yang tak berbalas. Itu semua tak bisa lagi ku tahan. Kali ini, Roni benar-benar membuat ku emosi.
                “Buak…!”. Tak sadar aku melayangkan tinjuan ku tepat pada wajah Roni.
                “bisa diem gak sih lo! “ Bentakku, emosi.
                “Rin, elo itu ! heuh…”  ucap Roni , sambil memegang wajah nya dan meninggalkan kami berdua.
                Kali ini, Roni benar-benar marah padaku. Tak biasanya, ia berkata “elo” padaku dan meninggal kan ku seperti ini.
                “Rin, kenapa elo nonjok Roni sih ! dia itu udah baik tau sama elo, dan dia juga yang bawa elo ke UKS, waktu elo pingsan tadi. “ jelas Anita, kecewa.
                “Apa? “ ucap ku, kaget.
                “Ya, Ronilah yang membawa kamu ke UKS.” Jelas Anita. Aku terdiam mendengar ucapan Anita. Aku sangat bersalah pada Roni. Kenapa aku bisa sangat emosiseperti tadi?  Padahal Roni telah baik pada ku.
                                                                                     ***
Purnama, menemani ku dalam kesunyian malam. Peristiwa tadi masih terbayang jelas dalam benakku.
                “ Ririn, kamu itu benar-benar jahat. Padahal kan Roni udah baik sama sama kamu , Ririn…” gerutuku.
                Pagi ini aku tak melihat sosok yang selalu menyambut ku dengan kata “My Sweety Ririn”.
                “Kemana dia?” Pikirku dalam  hati.
Hari ini, terasa hampa tanpa adanya si lebay Roni. Aku khawatir akan kejadian kemarin.
                “Roni, apa elo gak apa-apa ? Maafin gue atas kejadian kemarin, Ron” Desisku , menyesal.
                “Rin, hari ini Roni gak sekolah. Mungkin karena kejadian kemarin itu. Sebaiknya, besok elu minta maaf deh ama dia.” Saran Anita.
                “Tapi, Nit. Gimana kalo Ronigak mau maafin gue? Selama ini gue udah jahat…banget ama dia.” Sesalku.
Tiba-tiba, Clara datang dengan wajah sinis nya.
                “Heh, Rin! Roni hari ini gak sekolah, wajah nya b iru bengkak. Semua itu gara-gara elo?” Cerocos Clara.
                “Tapi…” Ucapan ku terpotong.
                “Asal elo tau tau ya, Rin. Tadi gue kerumah Roni dan gue berniat memberitahukan kepada kepala sekolah. Tapi, apa? Roni malah minta gue supaya gak kasih tau hal ini sama siapa-siapa, termasuk kepala sekolahm mungkin kalau Roni gak ngalangin niat gue ini, elo udah di bawa ke ruang BP. “ Jelas Clara panjang lebar
                Aku dan Anita terdiam. Aku gak nyangka, Roni akan sebaik ini padaku.
Malam ini hujan turun. Seakan langit tahu akan kesedihan ku ini. ucapan Clara pun masih terngiang-ngiang.
                Di telingaku. Tak ku sadari, butiran Kristal hangat membasahi pipiku. Teringat akan kejadian dua hari yang lalu. Aku sangat menyesal hal itu. Kata-kata maaf dan sesal tak henti-hentinya keluar dari bibir ku. Tekad ku sudah bulat, minta maaf padanya adalah pilihan terbaik. Ya, besok aku akan minta maaf pada Roni.
                “Ron, maafkan atas kejadian itu. “ Sesal ku.
                “My Sweety, sebelum kamu minta maaf, aku udah maafin kamu kok.” Roni tersenyum manis.
                “Ron, sekali lagi aku minta maaf.” Aku menunduk.
                “Tadi aku bilang apa? Aku udah maafin kamu, my sweety.” Ucap Roni, lembut.
                “Rin, sebenarnya, aku udah lama banget cinta sama kamu. Mau gak, kamu jadi ‘princess’ dihatiku?”
                “Maaf ya, Ron. Aku gak bisa…”
                “Maksudnya?” Tanya Roni, sedih.
                “Gak bisa nolak kamu.” Jawabku, senyum.
                “Eh, Ron… tau gak apa gunanya tali?” gombalku
                “Emang apa gunanya?” Tanya Roni.
                “Gunanya…buat ngiket kita, biar gak ada yang misahin kita berdua.” Jawabku.
Kami berdua tertawa bersama. Baru aku rasakan kebahagiaan  yang seperti ini, rasanya bahagia sekali.
                “Ya Allah…meskipun Roni bukan cinta pertamaku. Tapi, jadikanlah ia cinta terakhir ku.” Do’a ku.
                                                                              SELESAI                            

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 tsmcommunty - Yui-Lovers V2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -